Seekor Babi yang Mengais Rezeki Di Tanah Kosong Samping Rumah

in #hive-1534762 years ago

IMG_20220612_003852.jpg

TENGAH MALAM berangin. Kampungku angin-anginan ditingkahi lengking anjing. Lampu jalan temaram. Batang akasia menghitam. Seekor babi keluar dari rawa-rawa penuh lembang yang menghampar di seberang jalan depan rumah. Aku ingin menggambarnya, tapi gagal belaka.

Sebegitu anjingkah itu babi? Atau lembar kertas gambarku yang tak sudi dihinggapi babi?

Aku kebelet dan menyegerakan diri ke toilet dengan memendam dua pertanyaan itu di kepala. Setelah segala hajat lenyap tak bersisa di kedalaman lubang kloset lantas cebok sebagaimana mestinya, aku kembali ke teras dan mendapati babi itu telah berjalan ke sebuah tanah kosong samping rumah. Di bawah sebatang pohon asam si babi berhenti sejenak, menguik sekali, lantas mencongkel-congkel tanah dengan moncongnya. Mungkin si babi tengah kelaparan malam-malam dan kepingin makan cacing.

Sementara si babi mengais rezeki, aku menyulut rokok dan mengamati petingkahnya itu penuh khidmat. Perawakan si babi gempal berisi. Dari ketambunannya yang melebihi ukuran kambing layak kurban itu aku menaksir ia tak pernah membiarkan diri menderita kelaparan barang sedetik pun.

Wujudnya yang membungkuk lazimnya babi kebanyakan, ditopang dua pasang kaki kokoh, sementara lehernya yang langsung menyatu dengan badannya juga tak kalah kokohnya cukup menggambarkan kalau ia punya kuasa berlebih untuk membuat jatuh manusia dewasa dengan sekali seruduk saja.

Menilik posturnya itu, aku membayangkan bagaimana kalau sekali waktu, si babi ini singgah di kantor-kantor pemerintah yang kebanyakannya diisi para pemamah jatah anak yatim dan orang miskin. Lalu di sana, ia dengan riang gembiranya menyeruduk mereka sekali dua atau lebih. Meski tak bakal langsung mati, kita para jelata patut bergembira atas kejadian begitu rupa. Dan selebrasi paling cocok untuk keajaiban tersebut, sekira ia benar-benar terjadi, adalah sujud syukur. Tiada lain.

Si babi sudah tidak lagi di posisi semula kecuali telah berpindah beberapa langkah. Ia sudah tak sesibuk seperti sebelumnya. Kini ia mematung belaka. Mungkin, setelah kenyang memamah cacing, ia memilih untuk bermenung sejenak seraya membiarkan angin malam mengguyuri sekujur tubuhnya dengan hawa dingin yang bisa membuatnya merasa hangat luar dalam.

Menyaksikan petingkahnya kini, aku menerka-nerka apa yang dipikirkan si babi selagi bermenung demikian. Apakah ia tengah berpikir sama dengan yang kubayangkan di atas tadi? Sanggupkah ia melaksanakan tugas suci seperti itu? Babi! Pikiranku dikepung oleh kehendak bisa bercakap-cakap dengan babi kini.

Sort:  

Kalau dalam agama kami memegang babi itu hukum nya haram.

Congratulations @bookrak! You received a personal badge!

Happy Hive Birthday! You are on the Hive blockchain for 5 years!

You can view your badges on your board and compare yourself to others in the Ranking