Still about Kota Takengon, one of the cool cities with temperatures below 20 degrees Celsius which is located in the highlands of Central Aceh Regency, Aceh, Indonesia. However, this is a location I have never visited. So, the photos shown here are still exclusive.
Overall, this tourist destination which offers the beautiful backdrop of Lake Lut Tawar is no different from other places that I have posted here. However, this location is quite far from other tourist destinations so privacy is maintained. Unfortunately, the villas here are too small to accommodate a large family.
In other tourist destinations in Takengon City, one villa can even accommodate two families. However, in Multra Rupawan, one villa can only accommodate around four people. More than that, the room felt cramped.
However, in the midst of the cold air in Takengon City, jostling is one way to ward off the cold air. In fact, that night the temperature felt colder than usual. The drizzling rain lasted until morning, adding to the increasingly chilly temperature.
"In fact, white smoke came out of our mouths," said Rafael Jufri, a 9 year old boy while exhaling hard to get the white smoke to come out of his mouth.
According to local residents, shivering temperatures in Takengon City have only been felt in the last few days. This change may be due to the introduction of rain music in Aceh, even though in several other areas in Aceh, the temperature is still hot, up to 33 degrees Celsius.
So, just enjoy the smoke coming out of your mouth, as if we were living in Europe in winter.[]
Multra Rupawan Homestay: Ketika Asap Meluncur Dari Mulutmu
Masih tentang Kota Takengon, salah satu kota yang sejuk dengan hawa di bawah 20 derajat Celcius yang terletak di dataran tinggi Kabupaten Aceh Tengah, Aceh, Indonesia. Namun, ini lokasi yang belum pernah saya datangi.Jadi, foto-foto yang ditampilkan di sini, masih eksklusif.
Secara keseluruhan, destinasi wisata yang menawarkan latar keindahan Danau Lut Tawar ini tidak berbeda dengan tempat-tempat lain yang sudah pernah saya posting di sini. Namun, lokasi ini agak jauh dari destinasi wisata lainnya sehingga privacy sangat terjaga. Sayangnya, vila yang ada di sini sangat kecil untuk ditempati untuk satu keluarga besar.
Di destinasi wisata lain di Kota Takengon, satu vila bahkan ada yang bisa ditempati dua keluarga. Namun, di Multra Rupawan, satu vila hanya bisa ditempati sekitar empat orang. Lebih dari itu, ruangan terasa sempit.
Namun, di tengah dinginnya udara di Kota Takengon, berdesakan merupakan salah satu cara mengusir hawa dingin yang menyergap. Bahkan, malam itu suhu terasa lebih dingin dari biasanya. Hujan gerimis yang awet sampai pagi, menambah suhu semakin menggigil.
“Bahkan, asap putih sampai keluar dari mulut kita,” kata Rafael Jufri, bocah berusia 9 tahun sambil mengembuskan napas keras-keras agar asap putih keluar dari mulutnya.
Menurut warga setempat, suhu menggigil di Kota Takengon baru terasa dalam beberapa hari terakhir. Perubahan ini mungkin karena mulai masuknya musik penghujan di Aceh, kendati di beberapa daerah lain di Aceh, suhu masih terasa panas sampai 33 derajat Celcius.
Jadi, nikmati saja asap yang keluar dari mulut, seolah kita sedang menetap di Eropa pada musim dingin.[]