In the stillness of the silent night,
An invisible trail of silence lay.
On the earth sleeping in the dark,
The trail burst out with a deep serenity.
Amidst the whispering wind,
The trail of silence continues to knit a million stories.
Like the incarnation of lost words,
It awakens the senses and revives a dead heart.
Silent footsteps on the silent shore,
They whispered like an old, forgotten song.
In the waves that gently crash,
It carries an unspoken message.
In the silent dense forest,
The silent trail stretches the incomparable coolness.
In the trembling leaves, he creates harmony,
Touching the soul with eternal peace.
Traces of silence in the absence of sound,
Implies power without having to make a sound.
He teaches us to listen to the heart,
And discover the hidden truth.
Amidst the bustling world,
A silent trail is present as a reflection in silence.
He invites us to ponder and be silent,
Appreciate the beauty in irreplaceable silence.
Silent footsteps, indescribable enchantment,
Invites us on a journey into ourselves.
Opening the door to deeper understanding,
And let our souls unite with the universe.
A silent trail, a meaningful presence,
Let it fill the empty space in your heart.
In silence, he gives strength and serenity,
Uniting us with the priceless essence of life.
A silent trail, a symbol of an unforgettable presence,
Living in the heart, adorning thoughts and dreams.
Reminding us of the existence of sacred silence,
And give us the strength to step in it.
In the footsteps of silence, we find courage,
To dwell in silence and listen to the heart.
And there, in the immeasurable traces of silence,
We find an eternal truth.
Indonesian Version
Di keheningan malam yang sunyi,
Terhampar jejak hening yang tak terlihat.
Di bumi yang terlelap dalam gelap,
Jejak itu menyeruak dengan ketenangan yang mendalam.
Di sela-sela angin yang berbisik pelan,
Jejak hening terus merajut sejuta cerita.
Seperti penjelmaan dari kata-kata yang hilang,
Ia menggugah rasa dan menghidupkan hati yang mati.
Jejak hening di tepi pantai yang sunyi,
Mereka berbisik seperti lagu lama yang terlupakan.
Dalam ombak yang menghempas kelembutan,
Ia membawa pesan yang tak terucapkan.
Di hutan lebat yang berdiam diri,
Jejak hening merentangkan kesejukan tiada tara.
Dalam dedaunan yang gemetar, ia mencipta harmoni,
Menyentuh jiwa dengan kedamaian yang abadi.
Jejak hening dalam ketidakhadiran suara,
Menyiratkan kekuatan tanpa harus bersuara.
Ia mengajarkan kita untuk mendengarkan hati,
Dan menemukan kebenaran yang tersembunyi.
Di antara keramaian dunia yang riuh,
Jejak hening hadir sebagai refleksi dalam kesunyian.
Ia mengundang kita untuk merenung dan berdiam,
Menghargai keindahan dalam keheningan yang tiada tergantikan.
Jejak hening, pesona yang tak tergambarkan,
Mengajak kita pada perjalanan ke dalam diri sendiri.
Membuka pintu menuju pemahaman yang lebih dalam,
Dan membiarkan jiwa kita bersatu dengan alam semesta.
Jejak hening, kehadiran yang penuh makna,
Biarkan ia mengisi ruang kosong di dalam hati.
Dalam kebisuan, ia memberi kekuatan dan ketenangan,
Menyatukan kita dengan esensi kehidupan yang tak ternilai.
Jejak hening, simbol kehadiran yang tak terlupakan,
Bersemayam di sanubari, menghiasi pikiran dan mimpi.
Mengingatkan kita akan keberadaan keheningan yang suci,
Dan memberi kita kekuatan untuk melangkah di dalamnya.
Di dalam jejak hening, kita menemukan keberanian,
Untuk berdiam dalam kebisuan dan mendengarkan hati.
Dan di sana, di dalam jejak hening yang tiada tara,
Kita menemukan kebenaran yang abadi.