Pro dan kontra dari profesi seorang guru atau pengajar.
Hallo hiver,
Semoga sebaris kisah berikut dapat mengispirasi dahaga akan sebuah bacaan.
Selamat membaca.
Malam itu, saya dan kang Amin duduk bersila di sebuah ruangan terbuka. Sebuah aula yang cukup untuk menampung kira-kira 50 an orang.
Kemudian beberapa teman lama, ikut bergabung dan mengobrol dengan kita.
Iya, kita bertujuh merupakan alumni dari pondok pesantren. Berbeda dengan saya, kang amin genap 4 tahun mondok. Saya sendiri tidak genap satu bulan di pesantren, namun masih dianggap alumni.
Obrolan masih berkutat pada punya berapa anak, dan masalah keluarga lainnya.
Sesaat kemudian, Pak Kyai ikut mengobrol dengan kita, padahal malam telah larut.
Kang Amin sendiri sudah hafal Al-Quran, sedangkan beberapa teman lainnya ada yang dosen, guru dan pedagang.
Pak Kyai bertanya satu persatu mengenai kesibukan masing-masing dari kita.
Ada momen ketika saya ditanya apa profesinya. Begini jawaban dari saya.
"Ngaten pak kyai, kulo sadean online kalih menulis online.."
Jadi saya jualan online dan menulis.
"Terus sing mbok dol opo wae..?"
Yang kamu jual apa saja?
Dst dst.
Didepan kita, Pak Kyai berkata:
"Dulu Pak Kyai ku di Jawa Timur, selalu bertanya kepada setiap alumni yang datang. Bertanya tentang apa profesinya, ketika ada alumni yang menjawab profesinya adalah seorang guru, dia marah besar".
Sembari menghelas nafas dia melanjutkan,
"Guru, Ustadz dan Kyai bukanlah sebuah profesi, mengajar itu bukan profesi, mengajar adalah menyebarkan ilmu. Kalau profesi itu ya berdagang, mencari rumput untuk hewan ternak dst dst."
Kita bertujuh, termasuk saya, kang Amin dan kang Dosen mengangguk-angguk kepala.
"Nggih nggih.."
Bahkan disela-sela pembicaraan, pak kyai menyarankan sesuatu kepada saya, untuk begini dan begitu.
Dari kisah nyata diatas, semoga dapat kita petik sebuah hikmah.
Mohon maaf, apabila ada kesalahan atau penyampaian yang tidak pantas, terutama penggunaan sebuah judul yang isinya agak memprovokasi.
Terimakasih.