Kemarin Sabtu yang indah, kapasitas hujan yang sudah berkurang. Aku sangat bersemangat sekali pagi itu.
Biasanya aku berangkat dari kosan saya jam 9 pagi, peluang bagus begini harus aku manfaatkan sebaik mungkin. Menjelang solat dzuhur aku lihat dagangan saya sudah banyak berkurang. Prediksiku aku mungkin akan pulang cepat. Jangan di tiru! ini bisikan setan yang telah mendahului kuasa Tuhan. Kalau bahasa jawanya NDISITI KERSANE PENGERAN kurang lebihnya seperti itu.
Hari itu Tuhan menegurku lewat sebatang rokok. Sebagai perokok aktif rasanya ada yang kurang bila aku belum menyulut lintingan tembakau sesudah makan siang. Demi barang yang aku maksud, pergi kewarung untuk membeli beberapa batang saja. Aku sudah paham berapa rupiah yang harus aku keluarkan untuk membelinya.
Beberapa batang sudah ditanganku, langsung saja aku ikuti tuntutan nikotin yang sudah menyanduku. Bagi perokok tentu sudah paham rasa dan aromanya.
Ada yang aneh kali ini, aku masih belum percaya dengan perbedaan ini. Hingga aku habiskan sedikit demi sedikit.
Semakin aku habiskan semakin terasa pahit dan tenggorokan jadi sakit. Lidahku yang pahit atau rokoknya yang salah? Aku cari beberapa rokok yang aku simpan tadi.
Ternyata dari warna kertas rokok terjawab sudah. Ini rokok stok lama, ini rokok kadaluarsa kenapa ini terjadi? Terlihat dari bercak merah yang menempel dikertasnya.
Ini bukan kesalahan produsennya, tapi ini ulah pedagang nakal yang menyetok rokok dalam kapasitas banyak dan lama tak terjual.
Hari itu leherku langsung sakit dan tak bisa meneruskan hari sabtu sampai sore karena ulahnya. Teguran Tuhan yang tak perlu menunggu hari besok, tegurannya seketika itu pula lewat sebatang rokok.
Sesampainya dikosan aku lihat dagangan saya yang aku prediksi mau habis hanya berkurang beberapa biji saja. Untung aku selalu sedia obat dikosan saya. Resep obat yang aku dapat kala aku sakit dulu.
Lumayan buat antisipasi saat tak terduga begini.
Hari ini aku tetap berdagang dalam tapi keadaan lemas dan pasrah.
Terima kasih,